PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBAGUNAN
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Pengampu : Fatma
Ainie, S. IP
Disusun Oleh:
1.
Abadi Setiawan
2.
Indra Firmansyah
3.
Mahsusotun Nafisah
Kelas : TI 1
PORGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
( TI )
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER ( FASTIKOM )
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Alasan Pemilihan
Judul
Pancasila sebagai paradigma
pembangunan merupakan pembangunan yang
membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya
berupa materi saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa, karena
pancasila adalah sebagai dasar pedoman negara Indonesia. Dengan menerapkan
nilai nilai pancasila maka akan membangun nilai-nilai budi pekerti yang baik.
Alasan pemilihan judul
pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah karena pancasila sebagai dasar
negara yang mencakup segala aspek salah satunya pancasila sebagai paradigma
pembangunan.
B.
Latar Belakang
Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan,
seseorang pasti akan melakukan hal yang paling mendasar untuk mewujudkan
cita-citanya. Membuat rancangan serta rincian yang mendetail tentang apapun
yang diperlukan untuk memenuhi itu semua. Sama halnya dengan sebuah suatu
negara yang memiliki cita-cita. Di negara berkembang tentunya masih banyak cita-cita
yang belum bisa diraih, seperti negara Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita
yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia melakukan beberapa hal yang
bisa membangun negara dan juga bangsanya.
Pembangunan
yang dilakukan sebuah negara Indonesia tidak hanya melalui sebuah rancangan
saja, namun juga telah melewati sebuah pemikiran yang serius untuk tercapainya
negara sesuai dengan pancasila sebagai dasar negara. Pembangunan yang tidak
semena-mena ini membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak
hanya berupa materi saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa. Dalam
pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai pembangunan dan dalam bidang-bidang
tertentu.
BAB II
PERMASALAN
1.
Apa pengertian
paradigma pembangunan?
2.
Mengapa pancasila Sebagai
paradigma pembangunan ?
3. Apa saja nilai-nilai
Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan?
4.
Bidang apa sajakah yang mencangkup
Pancasila sebagai Paradigma pembangunan?
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Paradigma
Pembangunan.
Paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm”
yang berarti model, pola, atau contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem
pemikiran, cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara
pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat tertentu. Pancasila adalah
paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan
yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan
kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para
illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab,
bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang harus dijalankan
dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang,
kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma
tersebut. Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan
tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah
dalam ilmu pengetahuan.
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat
ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali
mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu
didominasi oleh suatu paradigma. Kata paradigma sendiri berasal dari abad
pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun
1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola. Sedangkan
dalam bahasa Yunani disebut paradeigma (paradeiknunai) yang
berarti untuk “membandingkan”,“bersebelahan”(para) dan memperlihatkan
(deik). Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan
dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana
seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus
dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut.
.
2.
Pancasila
Sebagai Paradigma Pembangunan.
Istilah paradigma pada mulanya
dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn,
Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu
pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah
paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan,
tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai
kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolak ukur,
parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu
dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolak ukur, parameter, arah, dan tujuan dari
sebuah kegiatan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi penting dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma,
artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur
segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini
sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Hal ini
sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar
negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan
hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolak
ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar
hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis.
Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. Susunan kodrat manusia terdiri
atas jiwa dan raga.
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.
Berdasarkan
itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek
ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia
secara totalitas atau keseluruhan.
Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di
berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan,
meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila menjadi paradigma dalam
pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
3.
Nilai-nilai
Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Berdasar pada sila ketiga dari pancasila, yaitu
persatuan Indonesia. Pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya yang beragam di seluruh nusantara
yang menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Diperlukan
adanya pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai
kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai
warga bangsa. Sedangkan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
pertahanan dan keamanan, memiliki arti bahwa untuk mencapai terciptanya
masyarakat hukum diperlukan penerapan dari nilai-nilai pancasila. Hal itu
disebabkan karena Negara juga memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa
dan wilayah negaranya. Nilai-nilai pancasila dalam penerapan pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional bidang pertahanan dan keamanan adalah :
a. Sila pertama dan kedua :
Pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Sila Ketiga : Pertahanan
dan keamanan Negara haruslah mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga sebagai
warga Negara.
c. Sila keempat : Pertahanan
dan keamanan harus mampu menjamin hak dasar persamaan derajat serta kebebasan
kemanusiaan.
d. Sila kelima : Pertahanan
dan keamanan harus diperuntukan demi terwujudnya keadilan hidup masyarakat.
Membaca buku acuan dan
referensi lain, dapat dimengerti tentang Pancasila sebagai Pardigma Pembangunan
Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa nilai-nilai dari pancasila dapat dijadikan suatu
paradigma atau kerangka pemikiran dalam pembangunan nasional.
4. Bidang Yang Mencangkup Pancasila Sebagai Paradiga Pembangunan.
Pembangunan nasional adalah suatu strategi nasional yang direalisasikan
untuk mencapai tujuan bangsa. Dalam pembangunan ini dibagi dalam beberapa
bidang yaitu: bidang politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang
kemudian sering disebut POLEKSOSBUDHANKAM. Dalam membangun bidang-bidang
tersebut telah dijabarkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang
operasional serta target pencapaiannya.
Ada beberapa poin
yang dimaksud dalam hal ini, antara lain:
1. Pancasila memberikan dasar-dasar
moralitas politik negara.
Drs. Mohammad Hatta sebagai pendiri MPR menyatakan bahwa “ Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha
Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” Hal itu menunjukkan
bahwa moralitas politik bangsa Indonesia harus mencerminkan isi dan
kandungan dari pancasila. Pemerintah juga harus mematuhi aturan pancasila
ketika berpolitik diantaranya :
a.
Politik negara harus berdasarkan pada
kerakyatan.
Terdapat pada isi kandungan dari sila ke IV. Ketika
berpolitik, maka pemerintah harus bisa melihat dari kacamata rakyat dan
mementingkan kepentingan rakyat (umum) daripada kepentingan golongannya
sendiri.
b.
Pengembangan
dan aktualisasi politik negara harus berdasarkan pada moralitas ketuhanan,
kemanusiaan, dan persatuan.
Hal itu terdapat pada isi kandungan pancasila sila I, II,
dan III. Berpolitik juga harus memperhatikan norma keagamaan, kemanusiaan
apalagi mengenai persatuan. Sangatlah tidak mungkin bagi pemerintah suatu
negara yang beragama untuk tidak patuh pada norma agamanya. Pemerintah juga
harus memperhatikan segi kemanusiaan, karena yang akan diurus oleh mereka pasti
akan menyangkut kemanusiaan dan ras berbangsa.
c.
Pengembangan
dan aktualisasi politik negara demi tercapainya keadilan dan hidup bersama.
Terdapat pada sila ke V, untuk menghindari adanya mayoritas dan minoritas maka, pemerintah haru
bisa bersikap untuk tidak mementingkan salah satu golongan saja. Melainkan bisa
menyeimbangkan antara satu golongan dengan golongan yang lain agar tidak
terjadi perpecahan.
2. Pancasila sebagai paradigma pengembangan
Ekonomi.
Ekonomi Indonesia berdasarkan pada kemanusiaan (sila II). Ekonomi
sendiri tidak dapat dipisahkan dengan politik ekonomi. Politik ekonomi bersifat
swasembada dan swadaya dengan tidak mengisolasi diri tetapi diarahkan kepada
peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat.
Kebijakan ekonomi yang baik dalam mengembangkan pembangunan Indonesia adalah
ekonomi pancasila. Yang memiliki arti bahwa pihak swasta yang bisa mandiri
dilindungi hak-haknya untuk mengembangkan usahanya, sedangkan untuk pihak-pihak
yang masih belum bisa mengembangkan usahanya akan dibantu oleh pemerintah dalam
mengembangkan usahanya.
3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan
sosial budaya.
Pembangunan dan pengembangan pada aspek sosial budaya didasarkan pada
sila ke II, dalam hal ini berarti pengembangan sosial budaya disesuaikan dengan
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian,
budaya-budaya Indonesia dapat bertahan dan tidak punah karena telah sesuai
dengan BHINEEKA TUNGGAL IKA. Disamping itu, untuk melindungi budaya-budaya yang
beraneka ragam, pemerintah telah memberikan kebijakan-kebijakan tertentu. Hal
tersebuta adalah untuk mengantisipasi agar budaya Indonesia tidak diklaim oleh
negara lain.
4. Pancasila sebagai pearadigma pengembangan
pertahanan dan keamanan.
Pertahanan dan keamanan negara berdasarkan pada
tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa (sila I dan II), kepentingan warga secara menyeluruh (sila III) dan
persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila IV).
Pertahanan dan keamanan adalah syarat mutlak
untuk menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang
dari dalam maupun yang datang dari luar. Dengan adanya pertahanan dan keamanan, suatu
negara akan mampu menghadapi bahaya-bahaya yang datang dan membangun sesuai
dengan tujuan negara.
Dalam rangka ketahanan nasional, peluang dan
tantangan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dapat dikumpai dalam beberapa
bidang yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa pembangunan yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek kebutuhan. Pancasila
sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai, kerangka pikir, model, orientasi
dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan
bidang politik, pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya, pembangunan
pertahanan dan
keamanan. Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang semakin
berkembang dan masyarakat yang semakin mapan.
Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan
mengandung pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus
berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.
Pemerintah Indonesia berupaya membangun negeri ini
melalui beberapa cara dan harus
melihat sisi pancasila. Agar sesuai dengan karakter kepribadian bangsa. Ini
bukanlah hal yang mudah melainkan juga harus dibantu oleh rakyat. Sebagai warga
Indonesia kita haruslah bisa bersikap membangun pola pikir kita untuk bisa
menerima pembangunan yang bersifat substansial. Dan itu memerlukan kesabaran
serta keterbukaan mind dari rakyatnya.
BAB V
KRITIK DAN SARAN
Adapun
saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu sebaiknya kita lebih
mempelajari dan memahami pancasila lebih dalam lagi agar kita tidak menyimpang
dari nilai-nilai pancasila yang merupakan asas Indonesia.
Dalam
hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai gerak
langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila harus
dipahami secara mendalam, menyeluruh, dan kontekstual.
DAFTAR PUSAKA
1.
Syaiful Adly, Pancasila sebagai Paradigma (IT Konsultan Jakarta. 2010)
1Hlm.
2.
Rahmat Hidayat, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
(forester-untad.blogspot.com)1 hlm.
3.
Faridah Bahiyah, Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangnan Nasional (Id.wikipedia.org.2011) 1hlm.
4.
Rochim Udin, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
(belajarnegara@blogspot.com.2013) 1hlm.
5. Komarudin
Hidayat, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:
ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2008), 27
0 komentar:
Posting Komentar