BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Jika kita mengamati matahari pada siang hari serta
bulan dan bintang pada malam hari, kita pasti melihat semua benda langit itu
tampak mengitari bumi. Seolah-olah bumi menjadi pusat alam semesta. Sulit
membayangkan bahwa sebenarnya bumi bukan
pusat alam semesta, tetapi menjadi satelit benda langit lain yang menurut
penglihatan kita bergerak mengitari bumi. Oleh karena itu, wajarlah kalau pada
awal perkembangan ilmu astronomi, hipotesis yang paling banyak diterima tentang
kedudukan bumi di alam semesta adalah hipotesis geosentris, bumi adalah pusat
alam semesta.
Dalam perjalanan waktu, seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian diketaui bahwa bumi
beserta planet-planet lain mengelilingi matahari. Dan, matahari beserta
planet-planet itu ternyata hanyalah salah satu dari sekian banyak tata surya di
dalam Galaksi Bima Sakti. Dan Galaksi Bima Sakti hanyalah satu bagian dari
sekian banyak galaksi di alam semesta.
Untuk mengetahui lebih banyak
mengenai tata surya kita di susunlah makalah ini dengan judul “Tata Surya dan
Anggotanya”, guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Sains.
2.
Rumusan
Masalah
Masalah
yang akan dirumuskan dalam makalah ini adalah, mengapa Pluto tidak lagi
dimasukkan ke dalam anggota tata surya?
3.
Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah dengan judul “Tata
Surya dan Anggotanya” bertujuan untuk menguraikan mengenai alasan tidak dimasukkannya Pluto ke
dalam anggota tata surya.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
TATA
SURYA DAN ANGGOTANYA
Tata surya adalah suatu kelompok
benda langit, yaitu matahari dan planet-planet yang terdiri dari Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus beserta 165 buah satelit
planet yang sudah diketahui sampai sekarang, serta objek-objek tata surya
lainnya, seperti asteroid, meteorit, planet katai dan komet yang bergerak
mengikuti dinamika Newton.
Pembentukan Tata Surya
Pertanyaan manusia mengenai asal
usul benda langit yang bergerak teratur di langit memunculkan beberapa teori
pembentukan tata surya, antara lain
a. Teori
Turbulensi oleh Rene Decartes (1546-1650)
Teori ini menyatakan bahwa
alam semesta yang berisi eter dan materi dengan pusaran-pusaran.
Pusaran-pusaran inilah yang mengakibatkan munculnya tata surya.
b. Teori
Pasang Surut oleh Buffon (1707-1788)
Teori ini menyatakan
bahwa tata surya berasal dari terlemparnya sebagian materi matahari akibat
tumbukan matahari dengan sebuah komet yang berlangsung sekitar 700.000 tahun
yang lalu. Teori ini kemudian diperbaiki oleh Bickerton pada tahun 1880 dan
Chamberlian pada tahun 1901 dan Moulton pada tahun 1905. Mereka mengemukakan
bahwa suatu ketika sebuah bintang lewat di dekat matahari sehingga sebagian
materi matahari tertarik oleh gaya gravitasi bintang ini. Materi yang tertarik
inilah yang kemudian memadat menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.
c. Teori
Kabut atau Teori Nebula oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan Pierre Simon de
Laplace (1749-1827)
Mereka menyatakan tata
surya berasal dari sebuah awan gas raksasa yang mengerut sambil berputar akibat
gaya gravitasi. Saat mengerut, kecepatan rotasinya semakin bertambah sehingga
bentuknya yang seperti bola berubah manjadi piringan yang terus berputar.
Karena terus berputar, ada bagian-bagian piringan ini yang terlempar keluar,
memadat, lalu menjadi planet-planet dan satelitnya.
Anggota Tata Surya
a.
Matahari
Matahari adalah sebuah
bintang yang berjarak 150 juta
kilometer dari bumi.
Karena jaraknya begitu dekat,
pancaran radiasi
matahari sangat terasa di bumi.
Matahari
adalah suatu bola gas yang pijar yang ternyata tidak
berbentuk bulat seutuhnya. Matahari merupakan anggota
tata surya yang paling besar, karena 98% massa tata surya
terkumpul pada matahari.
Gambaran umum Matahari kita
Parameter
Fisik
|
Besar
|
Umur
|
4,5
miliar tahun
|
Massa
|
1,99
x 1030 kg
|
Jari-jari
|
696.000
km
|
Kerapatan
rata-rata
|
1.4
gr/cm3
|
Jarak
rata-rata dari bumi
|
150
juta km
|
Periode
rotasi
|
26
hari
|
Percepata
gravitasi di permukaan
|
274
m/det2
|
Temperatur
permukaan
|
6000
oC
|
Bagian-bagian
Matahari
1.
Fotosfer
Fotosfer
adalah bagian yang paling mudah
kelihatan
dari Bumi. Bagian ini memiliki temperatur
sekitar
6000 oC , dan didominasi oleh unsur-
unsur
hidrogen dan helium (75% hidrogen, 23%
helium
dan sisanya unsur-unsur lain). Di atas
fotosfer,
terdapat daerah temperatur minimum
yang
merupakan daerah terdingin matahari,
terletak
500 km di atas fotosfer, dan memiliki
temperatur
4000 K. Karena cukup dingin di daerah
ini
terdapat juga molekul-molekul, seperti air dan karbon monoksida.
2. Kromosfer
Nama
kromosfer berasal dari warna merah yang diakibatkan oleh atom-atom hidrogen.
Kromosfer memiliki ketebalan 2.000-3.000 km. Di bagian bawah kromosfer suhunya
4.500oC sedangkan dibagian perbatasan dengan daerah diatasnya yang
dinamakan daerah transisi suhunya 100.000oC.
3. Korona
Di
atas daerah transisi kromosfer, terdapat lapisan terluar matahari yang sangat
renggang dan disebut korona, yang berarti mahkota. Korona terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian korona F (Fraunhofer), bagian korona K (Kontinuum) dan bagian korona K
dan F yang ditumpangi spektrum unsur-unsur yang terionisasi.
4. Inti
Matahari
Inti
matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi. Bagian inti membangkitkan
99% energi yang dibangkitkan oleh matahari. Massa inti matahari ini setengah
dari massa matahari seluruhnya, tetapi volumenya hanya seperlimapuluh volume
seluruh matahari. Inti matahari bertemperatur 16 juta derajat Celcius.
b. Merkurius
Merkurius
adalah benda langit yang cukup terang.
Jika diamati dari bumi,
Merkurius tampak memiliki
fase-fase seperti
bulan. Jarak planet ini dengan matahari
berkisar antara 46-70
juta km. Massa Merkurius adalah
3,29 x 1023
kg, dan jari-jarinya sebesar 2440 km
(0,38 kali jari-jari
bumi). Periode orbitnya sebesar 88 hari yang sama dengan periode rotasinya.
Planet ini memiliki inti besi dan nikel yang merupakan dua pertiga dari massa
total Merkurius, dan sisanya adalah selubung silikat, magnesium, alumunium, dan
kalsium. Secara garis besar, permukaan Merkurius memiliki dua macam daerah,
yaitu daerah yang dipenuhi dengan kawah dan daerah tanpa kawah. Di
permukaannya, banyak terdapat kawah akibat bombardemen meteor yang sangat
sering terjadi. Hal ini menyebabkan kaawah-kawah di Merkurius mencapai lebar
ratusan kilometer.
c. Venus
Seperti
Merkurius, Venus adalah planet inferior.
Rata-rata jarak orbit
Venus mengelilingi Matahari adalah
106 juta km. Satu kali
revolusi ditempuhnya selama
224,7 hari, dan periode
rotasinya adalah 243 hari.
Massa Venus adalah sebesar
0,82 massa bumi, dan jari-
jarinya hanya
berselisih 300 km dari jari-jari
bumi.
Venus didominasi oleh
permukaan datar dan lereng-lereng. Hanya 10% luas permukaan Venus berupa
dataran tinggi yang mirip dengan benua-
benua yang ada di
permukaan bumi.
d. Bumi
Bumi
mengorbit matahari dalam lintasan elips dengan
jarak rata-rata dari
matahari sebesar 149.500.000 km.
Seperti Merkurius dan
Venus, komposisi bumi sebagian
besar terdiri dari
batuan silikat dan magnesium.
Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Bumi
mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet
yang disebut magnetosfer. Lapisan udara ini menyelimuti
bumi hingga ketinggian sekitar 700 km. Lapisan
udara ini terbagi menjadi troposfer, stratosfer, mesosfer,
termosfer, dan eksosfer. Massa bumi seberat 59.760 milyar ton dengan
luas permukaan 510 juta km2 dan diameternya sepanjang 12.756 km.
Bagian-bagian
bumi :
1. Bagian
Inti
Inti
bumi terbagi menjadi dua bagian,
yaitu
inti dalam yang padat dengan jari-
jari
sekitar 1220 km dan diselubungi inti
luar
yang meluas sampai pada jarak 3480
km
dari pusatnya.
2. Lapisan
Selubung/Mantel Padat
Komposisi
lapisan ini sebagian besar adalah silikat besi dan magnesium dan kedalamannya
mencapai 2900 km. Tekanan yang terdapat di bagian bawah mantel mencapai 1,4
juta atmosfer.
3. Lapisan
Kerak Bumi
Lapisan
ini memiliki tebal rata-rata 35 km dan bervariasi antara 5 sampai 70 km. Bagian
yang tipis merupakan kerak samudra, tersusun dari batuan silikat besi magnesium
dan menjadi dasar daerah-daerah samudra. Bagian yang lebih tebal merupakan
kerak benua yang kerapatannya lebih rendah daripada kerak samudra yang tersusun
dari batuan silikat natrium kalium alumunium.
e. Mars
Mars
mengorbit matahari dengan periode 687 hari pada
jarak rata-rata 227
juta km. Planet ini berotasi pada sumbunya
dengan periode 24 jam
36 menit 23 detik. Permukaan Mars
yang berwarna coklat
kekuningan dipenuhi dengan batuan.
Di samping batuan, di
permukaan Mars terdapat pula debu-
debu halus berukuran
kurang dari 10 mikron, dan akibat
hembusan angin,
debu-debu itu
membentuk bukit-bukit pasir seperti yang terdapat di gurun pasir di bumi. Mars
memiliki dua buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
f. Yupiter
Yupiter memiliki massa
sebesar 318 kali massa bumi,
yaitu 1,89 x 1027 kg,
massa yang sama besarnya dengan
2/3 massa tata surya di luar
matahari. Planet ini memiliki
diameter 143.000 km (11 kali
diameter bumi). Yupiter
mengorbit matahari pada jarak 778
juta km, dan laju rotasinya adalah 10 jam. Di Yupiter terdapat pita-pita gelap dan terang yang membujur sepanjang
arah rotasi planet ini. Adanya
pita-pita ini berasal dari arus konveksi yang bergerak dari dalam Yupiter.
g.
Saturnus
Saturnus
merupakan sebuah planet raksasa yang
ukurannya 9 kali lebih
besar dari uikuran bumi,
dan massanya 95 kali
lebih besar. Saturnus terbagi
menjadi tiga bagian,
yaitu inti batuan dan besi,
hidrogen dan helium
metalik, dan bagian terluar
yang terdiri dari
molekul-molekul hidrogen, helium,
dan air
h. Uranus
Uranus
memiliki massa 8,66 x 1025 kg (14,54 kali massa
bumi). Uranus tidak
sepepat Yupiter atau Saturnus, karena
jari-jari di ekuatornya
adalah 25.900 km, sedangkan jari-jari
di kutubnya adalah
25.300 km. Planet ini didominasi oleh es
dan batuan ditambah
dengan sedikit hidrogen dan helium.
Jarak Uranus dari Matahari sekitar 2875 juta km. Uranus
memiliki 27 satelit. Satelit yang paling besar antara lain
Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, dan Miranda.
i.
Neptunus
Dari
bumi, Neptunus kelihatan
berwarna biru
kehijauan. Neptunus
memiliki massa sekitar
17,24 kali massa
bumi (1,03 x 1026
kg). Diameter
Neptunus
sekitar 49.530 km. jarak Neptunus dari
matahari sekitar 4500 juta km. Seperti
Uranus, Neptunus
terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian
inti, selubung, dan
atmosfer.
Anggota
Tata Surya Bukan Planet
a.
Bulan
Bulan
mengorbit bumi dengan periode 27,3 hari. Bulan
memiliki
massa 0,0123 massa bumi (7,33 x 1022 kg), dan
berjari-jari
sekitar 1737 km. Secara umum, permukaan bulan
terbagi
menjadi dua daerah, yaitu daerah terang dan daerah
gelap.
Daerah terang adalah dataran tinggi yang diberi nama
terrae
(yang berarti bumi), sedangkan daerah gelap disebut
maria
(yang artinya laut).
Bulan yang
ditarik oleh gaya gravitasi bumi tidak jatuh ke bumi disebabkan oleh adanya
gaya sentrifugal yang timbul dari orbit bulan mengelilingi bumi. Besarnya gaya
sentrifugal bumi sedikit lebih besar dari gaya tarik-menarik antara gaya
gravitasi bumi dan bulan (1/6 gaya gravitasi bumi). Hal ini menyebabkan bulan
semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 3,8 cm per tahun dan akan
semakin cepat di masa yang akan datang.
b.
Asteroid
Asteroid, pernah disebut
sebagai planet
minor atau planetoid, adalah benda berukuran
lebih
kecil daripada planet, tetapi lebih besar
daripada
meteoroid. Para ahli cenderung
berpikiran
asteroid-asteroid ini adalah sebuah
planet
yang gagal terbentuk.
c.
Komet
Komet
terdiri dari bahan-bahan bekuan es,
karbon
dioksida, amonia, sianida, metana, dan
beberapa
jenis logam. Sebutan komet berasal dari
kata
Yunani, coma, yang berarti rambut.
Penyebutan
itu berasal dari penampakannya yang
seperti
rambut terurai saat berada di dekat matahari.
Pada
saat jauh dari matahari, komet masih berupa
gumpalan
es kotor, yang berukuran sekitar 1-10 km.
Ketika
bergerak dan berada cukup dekat dengan
matahari
muncullah selubung gas dan debu yang
menyelubungi
inti dan disebut coma. Sebagai salah satu
penjelajah kecil di tata surya, komet juga mengedari
matahari. Orbit komet berbentuk elips yang sangat
lonjong.
Komet yang
sering terlihat yaitu komet Kohoutek,
Hyakutake, dan Hale-Bopp yang mempunyai periode
edar panjang. Ada yang berperiode pendek misalnya
komet Halley, Biela, dan Encke.
d. Meteorit
meteor
yang menghantam bumi meteorit
Meteorit
merupakan meteoroid yang jatuh ke permukaan bumi. Jika ukuran meteorit cukup
besar, ini akan menghasilkan sebuah kawah. Dari komposisinya, meteorit bisa
dibagi menjadi tiga macam, yaitu meteorit yang hampir seluruhnya logam,
meteorit yang mirip batuan bumi, dan meteorit campuran besi dan batuan.
BAB III
ANALISIS
A.
Analisis
Masalah
Pluto
dan Charon Eris
dan Dysnomia
Mengapa
pluto tidak dimasukkan dalam anggota tata surya?
Perubahan
definisi pluto tidak lagi sebagai planet adalah karena orbit pluto yang sangat
lonjong dan terkadang memotong orbit
planet Neptunus. Dengan orbit seperti ini Pluto tidak selalu menjadi planet
terjauh dari Matahari. Selama 1979 - 1999, rekor sebagai planet
terjauh dari matahari justru dipegang oleh Neptunus, karena pada saat yang
bersamaan Pluto menghabiskan sebagian waktunya mengitari matahari di sebelah
dalam orbit Neptunus.
Pluto
berbeda dengan kedelapan planet lainnya, bhkan komposisi kimianya lebih
menyerupai komet daripada planet. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus mempunyai ciri-ciri yang mirip dan
sifat-sifatnya bisa dijelaskan dari proses pembentukan tata surya. Empat planet
pertama disebut planet keluarga bumi karena komposisinya mirip bumi, terutama
terdiri dari batuan silikat dan logam. Empat planet berikutnya disebut planet
keluarga Jupiter yang merupakan planet raksasa dengan komposisi utamanya adalah
unsur-unsur ringan (hidrogen, helium, argon, karbon, oksigen, dan nitrogen)
berbentuk gas atau cair. Sedangkan Pluto terdiri dari batuan dan es.
Atmosfernya sangat tipis terdiri dari nitrogen, karbon monoksida, dan metan
yang hampir selalu berupa gas beku. Kondisi ini aneh bila dibandingkan dengan
proses pembentukan planet keluarga Jupiter. Semestinya semakin jauh dari
matahari, bila proses pembentukannya sama, akan terbentuk planet gas juga yang
tergolong besar ukurannya.
Sebuah
pertanyaan apakah pluto itu? Sebuah kometkah, sebuah planet, atau sebuah
asteroid? Itu adalah jawaban bagi pesawat NASA New Horizons yang sudah berkembang sejak 2006 dan mencapai Pluto
tahun 2012. Tetapi sebelum itu masih berlaku resolusi IAU-2006 seperti yang
telah diuraikan sebelumnya Pluto adalah sebuah planet kerdil atau planet katai.
Sedikit lebih besar daripada sekedar sebuah komet dan bukan asteroid karena
memiliki atmosfer (berupa methan) yang tidak diperlihatkan asteroid apapun.
Selanjutnya,
penemuan Eris semakin meyakinkan bahwa objek ini tidak banyak berbeda dengan
planet-planet kerdil lainnya. Pada awalnya, planet Eris diberi nama 2003 UB313.
Eris merupakan planet kecil terbesar yang mengorbit matahari dan merupakan
benda terbesar nomor sembilan yang mengorbit matahari. Pengamatan menggunakan
Teleskop Hubble pada bulan April 2006 menunjukkan bahwa diameternya adalah 2400
km (sedikit lebih besar dari diameter Pluto yang hanya 2302 km). Eris ditemukan
pada tahun 2005 oleh sekelompok astronom di Gunung Palomar, dan ia memiliki
satu buah satelit yang kemudian diberi nama Dysnomia. Yang diperdebatkan para
astronom saat itu adalah apakah objek ini digolongkan menjadi planet kesepuluh
atau menjadi planet kecil saja. Akan tetapi, penemuan ini bersama dengan banyak
penemuan objek trans-neptunian lainnya memancing perdebatan baru tentang
definisi planet, sehingga International
Astronomical Union (IAU) merasa perlu membuat definisi baru tentang planet
yang lebih akurat.
Sebelum
tahun 2006, Pluto masih menyandang status sebagai sebuah planet dan terjauh
(terletak di urutan kesembilan), bersama dengan delapan planet anggota Tata
Surya lainnya mengelilingi Matahari. Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit
yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter
1.196km). kemudian pada tahun 2005 ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan
Hydra. Akhirnya, pada tanggal 24 Agustus
2006, bersama dengan Pluto dan Ceres, Eris dimasukkan ke dalam golongan planet
kecil.
Kini
IAU telah membuat definisi baru tentang planet. Planet adalah benda langit yang
(1) mengorbit matahari, (2) mempunyai massa lebih dari 1020 kg,
berbentuk bulat, diameternya lebih dari 800 km, dan (3) orbit tidak
berpotongan. Atau dapat dikatakan planet adalah benda langit yang mengitari
matahari, bentuknya bulat, dan merupakan satu-satunya objek dominan di
orbitnya.
Dengan
definisi itu Pluto tersingkir, karena di sekitar orbitnya banyak juga objek
sejenis. Ceres pun yang sempat diusulkan lagi jadi planet bersama Xena (Eris)
jadi tersingkir karena di sekitar orbitnya banyak terdapat asteroid.
B.
Analisis
Penerapan di Kelas
Metode
pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi Tata Surya dan Anggotanya di
kelas adalah dengan memberi penjelasan disertai gambar-gambar atau bisa juga
dengan memutar video singkat yang menjelaskan tentang Tata Surya dan
Anggotanya. Atau bisa juga
dengan menggunakan miniatur tata surya. Dengan metode
pembelajaran tersebut diharapkan pelajar akan lebih mudah memahami dan
mengingat-ingat materi yang telah disampaikan, karena kecenderungan otak kanan untuk
mengingat hal-hal yang berhubungan dengan warna. Penyampaian materi bisa juga
dilakukan dengan mengunjungi sebuah observatorium. Metode ini dirasa lebih
efektif karena kecenderungan hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman akan
lebih cepat diingat dan lebih lama tersimpan dalam memori otak.
Setelah
materi selesai dijelaskan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
pelajar terhadap materi tersebut pengajar bisa memberi pertanyaan-pertanyaan
ringan atau kuis mengenai materi yang telah disampaikan. Kuis tidak harus
diberikan dengan menyuruh pelajar mengeluarkan selembar kertas untuk mencatat
pertanyaan dan menjawabannya, atau dengan menampilkan pertanyaan pada layar dan
pelajar diminta untuk menjawab dalam waktu yang sudah ditentukan. Kuis seperti
ini justru akan membuat siswa menjadi gugup atau bahkan merasa bosan dengan
pelajaran yang disampaikan.
Sebaliknya
kuis akan terasa menarik dan menyenangkan jika dilakukan dengan sedikit
peramainan. Bisa dengan memanggil seorang pelajar maju kedepan untuk
melemparkan kertas kearah temannya dengan mata tertutup atau menghadap kepapan
tulis, dan pelajar yang terkena lemparan itulah yang akan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru lalu kemudian maju ke depan untuk melakukan lemparan
selanjutnya, dan begitu seterusnya.
Kuis
juga bisa dilakukan dengan pengajar membuat beberapa pertanyaan pada kertas
yang kemudian digulung dan dimasukkan kedalam bola yang telah dilubangi. Bola
tersebut nantinya akan dipegang oleh pelajar pertama yang kemudian akan
diteruskan kepada pelajar yang disampingnya secara estafet sambil diiringi
dengan musik. Bola harus tetap berjalan selama musik masih dimainkan, dan saat
musik berhenti
bola juga harus berhenti. Dan anak terakhir yang memegang bola itulah yang
harus mengambil satu gulungan kertas pertanyaan yang telah disiapkan pengajar
di dalam bola, kemudian pelajar tersebut membaca pertanyaan tersebut dengan
suara lantang dan menjawab pertanyaannya.
Atau kuis bisa
dilakukan dengan permainan-permainan lain yang dirasa lebih efektif dan
menyenangkan bagi pelajar agar tidak menciptakan kejenuhan bagi
pelajar-pelajar. Dengan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan)
dirasa sangat cocok untuk pembelajaran sains yang cenderung membuat pelajar
menjadi jenuh dan bosan.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Perubahan
definisi pluto tidak lagi sebagai planet adalah karena pluto tidak memenuhi
kriteria resolusi nomor 5A, pasal 1c, yaitu orbit pluto yang memotong orbit
planet Neptunus.
Penemuan
Eris semakin meyakinkan bahwa objek ini tidak banyak berbeda dengan
planet-planet kerdil lainnya. Akan tetapi, penemuan ini bersama dengan banyak
penemuan objek trans-neptunian lainnya memancing perdebatan baru tentang
definisi planet, sehingga International Astronomical Union merasa perlu membuat
definisi baru tentang planet yang lebih akurat. Akhirnya, pada tanggal 24 Agustus
2006, bersama dengan Pluto dan Ceres, Eris dimasukkan ke dalam golongan planet
kecil.
2.
Saran
Dengan disusunnya makalah yang berisi materi
dilengkapi dengan metode penyampaiannya
diharapkan para pengajar bisa menyampaikan materi dengan metode-metode yang
lebih efektif dan tidak monoton sehingga akan membuat pelajar lebih mudah
memahami dan tidak bosan dengan pelajaran yang disampaikan.
Pertanyaan
:
1. Arfian
Eka Nugroho :
a. Apakah
Pluto mengalami rotasi dan revolusi?
b. Apa
pengaruh rotasi Pluto?
2. Wahyuning
Suwita :
a. Apakah
ada perubahan pada Pluto sehingga menyebabkan Pluto dikeluarkan dari tata
surya?
b. Apa
penyebab orbit Pluto lonjong?
3. Lufti
Holifah :
Apakah pengaruh dikeluarkannya
Pluto dari tata surya?
Jawaban
:
1.
Pluto sebagai planet juga mengalami
rotasi dan revolusi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi
adalah 248,4 tahun.
Pengaruh rotasi pada Pluto adalah terjadinya pergantian siang
dan malam, sama seperti pengaruh rotasi pada BUmi, hanya saja waktunya yang
berbeda. Satu hari di Pluto yaitu 153,36 jam (6,39 hari di Bumi).
2. Secara
fisik tidak ada perubahan pada Pluto, baik komposisi, struktur, maupun
orbitnya, dari pertama kali ditemukan sampai saat ini. Penyebab Pluto
dikeluarkan dari tata surya adalah :
a. Orbit
Pluto yang memotong orbit Neptunus. Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya
yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah
planet, demikian anggapan beberapa astronom.
b. Pada
orbit Pluto terdapat banyak asteroid
c. Ditemukannya
Planet Eris yang diameternya sedikit lebih besar dari Pluto.
d. Banyaknya
objek trans Neptunian yang serupa dengan Pluto, sehingga jika Pluto dimasukkan
dalam tata surya tidak hanya Eris dan Ceres saja yang menjadi anggota tata
surya tetapi kemungkinan besar akan ada banyak planet lain yang menjadi anggota
tata surya.
3. Ada
dua sudut pandang pengaruh dikeluarkannya Pluto dari tata surya. Pertama,
terhadap sistem tata surya. Secara fisik, tidak ada pengaruhnya terhadap sistem
edar planet dalam tata surya. Kedua, dilihat dari perkembangan ilmu
pengetahuan. Dikeluarkannya Pluto menyebabkan terjadinya perubahan pada
definisi planet dan jumlah anggota tata surya itu sendiri.
KONTROVERSI PLUTO
Setelah
bertahun-tahun bergumul dalam perdebatan yang intens, para astronom yang
berkumpul di Praha, Ceko memutuskan untuk menurunkan status Pluto menjadi bukan
anggota planet di tata surya. "Pluto bukan lagi planet, kini hanya ada 8
planet di tata surya", ujar Michael Brown, dari California Institute of Technology
(Caltech) Keputusan ini dihasilkan melalui voting peserta yang hadir di hari
terakhir International Astronomical Union (IAU) di Praha, Ceko. Voting
dilakukan setelah 8 hari berdebat tak berujung diantara 4 proposal yang berbeda
dalam pertemuan itu.
Namun keputusan
tersebut menimbulkan pro dan kontra yang amat serius diantara kalangan astronom
di seluruh dunia. Masalahnya kurang dari 5 persen dari jumlah astronom di
seluruh dunia yang memilih dalam voting di forum IAU yakni 424 astronom yang memilih
dalam voting, sementara di dunia ada 10.000 astronom profesional. Saat ini para
astronom di seluruh dunia sedang mengumpulkan petisi untuk menanggapi keputusan
IAU tersebut.
Mengapa
orbit Pluto lonjong?
Melihat
dari sejarah penemuan Pluto. Pluto
pertama kali ditemukan pada tahun 1930 oleh Clyde W. Tombaugh di Observatorium
Lowell di Flagstaff Arizona. Penemuan Pluto terkait dengan adanya gangguan pada
orbit Uranus. Setelah beberapa dasawarsa data terkumpul, diperoleh bahwa
gerakan Neptunus tidak cukup untuk menjelaskan adanya gangguan pada orbit
Uranus, sehingga para ahli mulai memikirkan adanya planet lain yang orbitnya
berada diseberang orbit Neptunus. Pickering dan Lowell kemudian mencoba mencari
kedudukan planet kesembilan ini (Planet X). Namun penelitian yang dilakukan
sejak tahun 1905 sampai meninggalnya Lowell pada tahun 1916 tidak menghasilkan
apa-apa. Pickering masih mencoba mencari planet ini dengan menghitung ulang
posisi planet yang kemudian diberi nama Planet O. Sampai pada tahun 1929 ia
menyerah karena masih tidak menemukan planet tersebut. Setelah itu pada 1930,
Tombaugh menemukan Planet X tersebut yang diberi nama Pluto.
Sejak
Pluto ditemukan, dia sudah memiliki orbit yang lonjong. Dan belum ada
penelitian lebih lanjut mengenai mengapa orbit Pluto lebih lonjong dari orbit
planet-planet lainnya. Dalam al-Qur’an sendiri sudah dijelas mengenai garis
orbit planet-planet.
|
||||
Dan Dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di
dalam garis edarnya (Q.S. 21:33)
Dalam ayat
tersebut telah terang dijelaskan bahwa matahari dan bulan beredar menurut garis
edarnya. Keseluruhan alam semesta yang memiliki garis edar masing masing
sehingga tidak ada tumbukan antara planet satu dengan yang lain juga telah
dijelaskan dalam surat 51:7
|
||
|
DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, Gunawan. 2009. Menjelajahi Tata Surya. Yogyakarta : Kanisius.
Parker, Stave. 2007. Penjelajah Ruang Angkasa Misteri Ruang Angkasa. Bandung : Pakaraya.
Purwanti, Endang. 2009. Ada Apa dalam Tata Surya Kita? Klaten : Intan Pariwara.
Wiramihardja, Suhardja, dkk. 2008. Astronomi. Yogyakarta : TPOA.
Woodford, Chris. 2007. Penjelajah Ruang Angkasa Drama Ruang Angkasa. Bandung : Pakaraya.
0 komentar:
Posting Komentar