Festival Asmat
November 9, 2010
DZJSR8XQS27X
Suku Asmat sangat terkenal di Manca Negara karena seni patungnya, sangat Unik, Artistik dan mempesona, dan dapat dikatakan bahwa patung tersebut merupakan hasil karya budaya dunia.
Ribuan ukiran seni patung bernilai tinggi karya putra-putri suku Asmat, Papua, mendominasi acara pesta budaya suku Asmat yang berlangsung pada setiap awal oktober, dan pada festifal tahun 2008 di Agats, Asmat, 6-12 Oktober 2008.
Pesta budaya suku Asmat tahun 2008 merupakan penyelenggaraan ke-25. Semenjak festival ini mulai diperkenalkan kepada publik tahun 1981 atas prakarsa Uskup Alfonsus Suwada OSC, uskup pertama di Keuskupan Agats-Asmat, patung selalu mendominasi.
Selain menampilkan ukiran seni patung, pesta budaya Asmat , juga menampilkan atraksi tarian dan lagu yang dibawakan oleh kelompok penari tifa dari ratusan kampung.
Pada puncak pesta budaya Asmat, selalu , digelar lelang dua ratusan ukiran Asmat bernilai tinggi yang merupakan ukiran terbaik hasil seleksi panitia. dan selalu lebih 50 % terjual dengan nilai transaksi mencapai ratusan juta sampai Miliaran rupiah.
Ukiran termahal terjual seharga Rp 30 juta yang merupakan karya Yohanis Taonban dari Kampung Atsj, Distrik Atsj. Ukiran yang mengungkapkan cerita masyarakat suku Asmat melakukan aktivitas memangkur sagu (tanaman yang menjadi makanan pokok penduduk setempat) sambil menabuh tifa serta mencari ikan di tepi pantai tersebut dibeli oleh Bupati Merauke, Yohanes Gluba Gebze, yang sengaja datang ke Agats untuk menghadiri pesta budaya suku setempat. (2008)
Untuk mencapai Asmat, para turis harus menyinggahi Timika. Selanjutnya, dengan menggunakan pesawat perintis menuju Distrik Ewer dengan waktu tempuh 40-45 menit. Dari Ewer harus menempuh perjalanan menggunakan speedboat selama 15-20 menit ke Agats.
Festival Maritim Raja Ampat Papua
Suku Asmat sangat terkenal di Manca Negara karena seni patungnya, sangat Unik, Artistik dan mempesona, dan dapat dikatakan bahwa patung tersebut merupakan hasil karya budaya dunia.
Ribuan ukiran seni patung bernilai tinggi karya putra-putri suku Asmat, Papua, mendominasi acara pesta budaya suku Asmat yang berlangsung pada setiap awal oktober, dan pada festifal tahun 2008 di Agats, Asmat, 6-12 Oktober 2008.
Pesta budaya suku Asmat tahun 2008 merupakan penyelenggaraan ke-25. Semenjak festival ini mulai diperkenalkan kepada publik tahun 1981 atas prakarsa Uskup Alfonsus Suwada OSC, uskup pertama di Keuskupan Agats-Asmat, patung selalu mendominasi.
Selain menampilkan ukiran seni patung, pesta budaya Asmat , juga menampilkan atraksi tarian dan lagu yang dibawakan oleh kelompok penari tifa dari ratusan kampung.
Pada puncak pesta budaya Asmat, selalu , digelar lelang dua ratusan ukiran Asmat bernilai tinggi yang merupakan ukiran terbaik hasil seleksi panitia. dan selalu lebih 50 % terjual dengan nilai transaksi mencapai ratusan juta sampai Miliaran rupiah.
Ukiran termahal terjual seharga Rp 30 juta yang merupakan karya Yohanis Taonban dari Kampung Atsj, Distrik Atsj. Ukiran yang mengungkapkan cerita masyarakat suku Asmat melakukan aktivitas memangkur sagu (tanaman yang menjadi makanan pokok penduduk setempat) sambil menabuh tifa serta mencari ikan di tepi pantai tersebut dibeli oleh Bupati Merauke, Yohanes Gluba Gebze, yang sengaja datang ke Agats untuk menghadiri pesta budaya suku setempat. (2008)
Untuk mencapai Asmat, para turis harus menyinggahi Timika. Selanjutnya, dengan menggunakan pesawat perintis menuju Distrik Ewer dengan waktu tempuh 40-45 menit. Dari Ewer harus menempuh perjalanan menggunakan speedboat selama 15-20 menit ke Agats.
November 9, 2010
Festival Maritim Raja Ampat Papua
Festival Bahari Raja Ampat dipusatkan di ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisasi, di Pulau Waigeo. Atraksi utama festival itu akan bersandar pada wisata bahari, di antaranya penyelaman di situs yang masuk dalam 10 besar terindah dunia.
Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat sepertinya ingin tetap mempertahankan pamornya sebagai kawasan bahari yang kaya akan potensi alam, budaya, dan seni. Pada ulang tahun Kabupaten Raja Ampat ke-7
Festival Bahari digelar di sekitar ibu kota kabupaten di Waisai, sekitar 3 jam menumpang speedboat dari Kota Sorong. Festival ini mengundang kabupaten lain di Papua yang memiliki pantai untuk berpartisipasi. Selain itu, kabupaten tetangga seperti Wakatobi juga turut diminta memeriahkan kegiatan ini.
Beberapa rincian festival yaitu Lomba Foto Bawah Laut, Lomba Perahu Dayung, orientasi bawah air, olahraga pantai seperti voli dll, dan atraksi budaya lokal. Atraksi budaya lokal akan ditampilkan oleh masyarakat Raja Ampat dan peserta dari kabupaten lain.
masyarakat setempat siap mempertontonkan perahu tradisionalnya yang digunakan nenek moyangnya untuk mengarungi lautan. Masyarakat Raja Ampat juga akan mempertontonkan kebiasaan mengonsumsi buah
wisatawan dapat melanjutkan kunjungan dengan mendatangi berbagai lokasi wisata alam Raja Ampat yang terkenal sebagai untaian jamrud di Papua. Ini karena Raja Ampat terdiri dari ratusan pulau-pulau kecil.
Masakan dan wisata kuliner Ulat Sagu bakar, Papeda dan seafood kuliner unik dari Papua. dalam festival Maritim ini juga ditampilkan Wisata Kuliner khas Papua, banyak macam masakan tradisional papua dihadirkan disini.
Festival Bahari Raja Ampat diagendakan menjadi kegiatan tahunan untuk meningkatkan arus wisatawan. Saat ini, di Papua terdapat Festival Lembah Baliem di Wamena Kabupaten Jayawijaya, Festival Asmat, Festival Kamoro di Timika, dan Festival Danau Sentani di Jayapura
lihat juga Perairan Raja Ampat
sumber : alambudaya.blogspot.com
Festival Bahari Raja Ampat dipusatkan di ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisasi, di Pulau Waigeo. Atraksi utama festival itu akan bersandar pada wisata bahari, di antaranya penyelaman di situs yang masuk dalam 10 besar terindah dunia.
Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat sepertinya ingin tetap mempertahankan pamornya sebagai kawasan bahari yang kaya akan potensi alam, budaya, dan seni. Pada ulang tahun Kabupaten Raja Ampat ke-7
Festival Bahari digelar di sekitar ibu kota kabupaten di Waisai, sekitar 3 jam menumpang speedboat dari Kota Sorong. Festival ini mengundang kabupaten lain di Papua yang memiliki pantai untuk berpartisipasi. Selain itu, kabupaten tetangga seperti Wakatobi juga turut diminta memeriahkan kegiatan ini.
Beberapa rincian festival yaitu Lomba Foto Bawah Laut, Lomba Perahu Dayung, orientasi bawah air, olahraga pantai seperti voli dll, dan atraksi budaya lokal. Atraksi budaya lokal akan ditampilkan oleh masyarakat Raja Ampat dan peserta dari kabupaten lain.
masyarakat setempat siap mempertontonkan perahu tradisionalnya yang digunakan nenek moyangnya untuk mengarungi lautan. Masyarakat Raja Ampat juga akan mempertontonkan kebiasaan mengonsumsi buah
wisatawan dapat melanjutkan kunjungan dengan mendatangi berbagai lokasi wisata alam Raja Ampat yang terkenal sebagai untaian jamrud di Papua. Ini karena Raja Ampat terdiri dari ratusan pulau-pulau kecil.
Masakan dan wisata kuliner Ulat Sagu bakar, Papeda dan seafood kuliner unik dari Papua. dalam festival Maritim ini juga ditampilkan Wisata Kuliner khas Papua, banyak macam masakan tradisional papua dihadirkan disini.
Festival Bahari Raja Ampat diagendakan menjadi kegiatan tahunan untuk meningkatkan arus wisatawan. Saat ini, di Papua terdapat Festival Lembah Baliem di Wamena Kabupaten Jayawijaya, Festival Asmat, Festival Kamoro di Timika, dan Festival Danau Sentani di Jayapura
lihat juga Perairan Raja Ampat
sumber : alambudaya.blogspot.com
Festival Lembah Baliem
November 9, 2010
Festival Lembah Baliem
Festival budaya selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik dan mancanegara. Pengetahuan baru tentang budaya etnis tertentu dan semarak pertunjukan kesenian tradisionalnya tentu mengundang decak kagum terutama bagi para pengunjung festival yang belum pernah melihatnya.
Bagi Anda yang senang menghadiri festival seperti itu, sangat direkomendasikan untuk datang ke Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem menampilkan tari-tarian adat khas masing-masing suku. Para pengunjung melihat keunikan corak yang terlukis di wajah dan badan para penarinya.
Ada pula aksi lempar tombak yang didemonstrasikan oleh warga suku di sana. Menariknya, pengunjung pun diperbolehkan untuk ikut mencoba lempar tombak ini. Selain melempar tombak, pengunjung juga akan diajarkan cara memanah ala masyarakat Papua yang sehari-harinya biasa berburu. Tombak dan panah secara kultural memang sangat dekat dengan kehidupan penduduk asli Lembah Baliem.
Pengunjung juga bisa melihat dan masuk ke dalam Honai, rumah adat Papua, yang selama ini mungkin hanya bisa dilihat gambarnya di buku ataupun televisi.
Festival Lembah Baliem memperlihatkan keunikan budaya asli Papua.
Lihat juga Wisata Lembah Baliem
Festival budaya selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik dan mancanegara. Pengetahuan baru tentang budaya etnis tertentu dan semarak pertunjukan kesenian tradisionalnya tentu mengundang decak kagum terutama bagi para pengunjung festival yang belum pernah melihatnya.
Bagi Anda yang senang menghadiri festival seperti itu, sangat direkomendasikan untuk datang ke Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem menampilkan tari-tarian adat khas masing-masing suku. Para pengunjung melihat keunikan corak yang terlukis di wajah dan badan para penarinya.
Ada pula aksi lempar tombak yang didemonstrasikan oleh warga suku di sana. Menariknya, pengunjung pun diperbolehkan untuk ikut mencoba lempar tombak ini. Selain melempar tombak, pengunjung juga akan diajarkan cara memanah ala masyarakat Papua yang sehari-harinya biasa berburu. Tombak dan panah secara kultural memang sangat dekat dengan kehidupan penduduk asli Lembah Baliem.
Pengunjung juga bisa melihat dan masuk ke dalam Honai, rumah adat Papua, yang selama ini mungkin hanya bisa dilihat gambarnya di buku ataupun televisi.
Festival Lembah Baliem memperlihatkan keunikan budaya asli Papua.
Lihat juga Wisata Lembah Baliem
Festival Danau Sentani
November 9, 2010
Festival Danau Sentani (FDS) ke-3 tahun 2010 digelar di Pantai
Kalkhote, salah satu kawasan wisata menarik di bibir pantai Danau
Sentani, Kabupaten Jayapura yang terletak sekitar 30 km utara Kota
Jayapura mulai Sabtu, 19 Juni 2010.
Situasi di dalam Kota Sentani serta jalan poros Jayapura-Bandara
Sentani tampak meriah dengan umbul-umbul FDS. Masyarakat dari berbagai
kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat yang akan memeriahkan acara ini
telah memadati Kota Sentani dan Jayapura sehingga tidak ada kamar hotel
yang kosong.
Itu sebabnya, kata Habel, FDS 2010 ini tidak hanya menampilkan orang-orang Sentani dari 18 sub etnis di Jayapura tetapi juga dari berbagai kabupaten/kota di Papua seperti Raja Ampat, serta dari Maluku, Makassar, Tanah Toraja, Jawa, dan Sumatera.
Dunia Kenal Papua Melalui Festival Danau Sentani
Itu sebabnya, kata Habel, FDS 2010 ini tidak hanya menampilkan orang-orang Sentani dari 18 sub etnis di Jayapura tetapi juga dari berbagai kabupaten/kota di Papua seperti Raja Ampat, serta dari Maluku, Makassar, Tanah Toraja, Jawa, dan Sumatera.
Dunia Kenal Papua Melalui Festival Danau Sentani
Festival Danau Sentani. (sentanilakefestival.com)
Pesta akbar budaya yang digelar setiap tahun di Kabupaten Jayapura,
Papua yang dikenal dengan sebutan “Festival Danau Sentani” (FDS)
merupakan ajang untuk memperkenalkan tanah Papua kepada masyarakat
internasional sehingga tepat dikatakan “Dunia mengenal Papua melalui
Festival Danau Sentani”.
Festival Danau Sentani tahun ini merupakan pesta budaya rakyat Papua
yang digelar untuk ketiga kalinya setelah pada tahun 2008 digelar
pertama kali di kawasan wisata budaya Kalkote, bibir Danau Sentani
dengan tema FDS tahun 2010 adalah “Loving Culture For Our Future” .
Pelaksanaan FDS 2010 digelar dengan nuansa unik dan inovatif melalui
tiga konsep utama yaitu konsep pagelaran yakni atraksi dan lomba budaya
khas Papua, konsep pameran yakni promosi, investasi dan perdagangan dan
ketiga adalah konsep wisata yakni tour yang menarik dengan menikmati
panorama Danau Sentani yang indah, mengunjungi kampung wisata Tablanusu
serta tempat wisata lainnya.
Papua memiliki kekayaan alam yang luar biasa juga kaya dengan
budayanya. Banyak orang di dunia belum mengetahui Papua dengan segala
kekayaannya itu sehingga kita harus memperkenalkan Papua melalui program
kepariwisataan dengan menyelenggarakan festival budaya seperti ini.
Membangun Papua dengan konsep yang besar karena memang Papua punya
potensi yang besar, baik potensi alam maupun budayanya. Semua ekosistem
di bumi menyatu di Bumi Cenderawasih ini dengan taman Lorentznya.
Tidak ada bagian di bumi ini yang memiliki kekayaan species yang
sangat besar selain di tanah Papua. “Banyak orang di dunia belum tahu
akan kekayaan itu
Di daerah Memberamo yang dialiri Sungai Memberamo terdapat begitu
banyak species tetapi hingga hari ini belum ada satu pun wisatawan yang
berkunjung ke Sungai Memberamo itu.
Papua juga, lanjutnya memiliki 250 suku dengan 250 bahasa. Ini
merupakan kekayaan yang luar biasa. Kita dapat mengenal masyarakatnya
jika kita mengetahui bahasanya.
“Bahasa membuka tabir untuk mengenal manusia dan kebudayaan. Apabila
anda tidak memahami bahasa maka anda pun tidak mengerti masyarakatnya.
Kita harus mulai dari hal yang kecil walaupun belum sempurna,” katanya.
Di Danau Sentani dikembangkan perikanan air tawar. Terdapat 29
species ikan air tawar dan tiga di antaranya merupakan species asli
Danau Sentani. Ikan Gabus merupakan salah satu species asli danau
Sentani yang tidak terdapat di daerah atau negara lain di dunia.
di kutip dari : https://wisatapapua.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar